Chlorophyll Nature's Greatest Cleanser
One
of the greatest food substances for cleansing the bowel and other elimination systems, the liver and the blood is chlorophyll,
as found in all green vegetables, especially the green, leafy vegetables. The problem we find here is that food greens contain
less than half of one percent chlorophyll. Alfalfa, from which chlorophyll is commercially extracted, has only 8 or 9 pounds
per ton, about 0.2% when extracted, and alfalfa is one of the plants highest in chlorophyll. Commercial liquid chlorophyll
often contains only about 1% chlorophyll.
Green algae are the highest sources
of chlorophyll in the plant world; and, of all the green algae studied so far, chlorella is the highest, often ranging from
3 to 5% chlorophyll.' Chlorella supplements can speed up the rate of cleansing of the bowel, bloodstream and liver, by supplying
plenty of chlorophyll. In addition, the mysterious Chlorella Growth Factor (CGF) speeds up the healing rate of any damaged
tissue.
Salah
satu unsur terbesar dari makanan untuk pembersih usus dan sistem penyaringan lain, hati dan darah adalah chlorophyll (butir
hijau daun), seperti ditemukan dalam semua sayuran, terutama yang hijau, sayur-mayur rindang. Masalah kita temukan di sini
adalah bahwa makanan yang hijau berisi kurang dari 1/2% chlorophyll. Alfalfa,
bahan dasar chlorophyll yang diekstraksi secara komersial, hanya mempunyai 8 atau 9 pon per ton, sekitar 0.2% ketika diekstraksi,
dan Alfalfa adalah salah satu dari tumbuhan yang kadar chlorophyllnya paling tinggi . Cairan Chlorophyll komersil umumnya
berisi hanya sekitar 1% butir hijau daun.
Ganggang hijau adalah sumber chlorophyll yang paling tinggi di dunia tumbuhan; dan, dari semua ganggang hijau yang diteliti
sejauh ini, chlorella adalah yang paling tinggi, umumnya berkisar antara 3 sampai 5% chlorophyll.' Suplement Chlorella dapat mempercepat tingkat pembersihan bowel, aliran darah dan hati, dengan asupan
dalam jumlah banyak dari chlorophyll. Sebagai tambahan, Chlorella Growth Factor ( CGF) yang misterius mempercepat tingkat
penyembuhan sejumlah jaringan yang mengalami kerusakan.
Algae Studies and the Liver
There are many conditions and toxins that contribute to liver necrosis
or fatty liver, and one of the most common is malnutrition, especially diets lacking in quality protein (specifically the
sulphur-containing amino acids). Diabetes can cause one type of fatty liver degeneration, and excessive consumption of refined
carbohydrates causes another. Experiments have been done in the Republic of China, Japan, and Germany to see what effects chlorella would have in preventing or reversing various liver conditions, and the
results are promising and exciting.
One of the first comparative studies of the effects
of alga and other foods (skim milk powder and cooked egg white) on the liver was done in the early 1950s in Germany at the universities of Bonn and Cologne. Dr. Hermann Fink
fed groups of rats single-food diets to see how alga compared with known food substances. On a diet of only skim milk, most
of the rats died of liver necrosis, while one rat on the egg white diet showed signs of necrosis. All rats on the alga diet
remained healthy. Dr. Fink concluded that further research should be done to find out if green alga had therapeutic value
for the liver
Ada banyak kondisi-kondisi dan toksin yang
berperan untuk hati necrosis atau lemak hati, dan salah satu dari yang paling umum adalah kekurangan gizi, terutama diet kekurangan
protein berkualitas ( khususnya sulphur-yang mengandung asam amino). Kencing manis dapat menyebabkan satu jenis penurunan
lemak hati, dan konsumsi yang berlebihan dari penyerapan karbohidrat menyebabkan penyakit lain. Eksperimen telah dilaksanakan
Republik Negeri China, Jepang, dan Negara Jerman untuk melihat efek chlorella yang memungkinkan
mencegah atau mengembalikan berbagai kondisi-kondisi hati, dan hasilnya cukup
memuaskan dan meningkatkan harapan.
Salah satu dari studi perbandingan yang pertama dari efek ganggang dan makanan lain ( serbuk susu skim dan
telur putih matang) pada hati pada awal 1950-an di Negara Jerman di universitas Bonn Dan Cologne. Dr. Hermann Fink membuat
percobaan dengan memberi kelompok tikus diet single-food untuk melihat bagaimana ganggang
dibandingkan dengan unsur makanan tertentu. Dalam hal Berdiet hanya susu skim, kebanyakan dari tikus mati disebabkan
hati necrosis, sedang satu tikus dengan diet telur putih menunjukkan tanda necrosis.
Semua tikus yang diberi diet ganggang bertahan sehat. Dr. Fink menyimpulkan bahwa riset lebih lanjut harus dilaksanakan untuk menemukan apakah ganggang hijau mempunyai efek penyembuhan untuk hati.
Chlorella and the Channels of Elimination
One of the first things we find out about chlorella is that it stimulates and normalizes an under-active bowel. Dr.
Motomichi Kobayashi, director of a hospital in Takamatsu, Japan, prescribes chlorella for all his patients who are troubled with constipation. A US Army medical facility
in Colorado
found that scenedesmus, an alga similar to chlorella, combined with chlorella and fed to volunteers, increased the amount
of waste eliminated by the bowel.' Secondly, in 1957, Dr. Takechi and his associates in Japan found out that chlorella promoted rapid growth of lactobacillus, one of the bacteria that promotes colon health. The chlorophyll in chlorella helps keep the bowel clean, while the tough cellulose membrane of chlorella (which is not digested)
binds to cadmium, lead and other heavy metals and carries them out of the body. The CGF stimulates repair of tissue damage.
To summarize, chlorella restores bowel regularity, normalizes beneficial bowel flora, assists in detoxifying the bowel and
stimulates repair of damaged tissue.
Numerous testimonies
from Japan are available, showing how chlorella has taken care of lung and bronchial problems, kidney troubles, bowel problems
and skin conditions. Some of these will be presented in a later chapter of the book. The main point is, chlorella improves
elimination in all four elimination channels, which is the key to detoxification of the body. This allows the rebuilding and
rejuvenation of the natural defense system as a whole and the immune system, in particular.
Salah satu dari
yang pertama yang kita temui tentang chlorella adalah dia merangsang dan menormalkan suatu jaringan pencernaan. Dr. Motomichi
Kobayashi, Direktur salah satu rumah sakit di Takamatsu, Jepang, menentukan chlorella untuk semua pasiennya yang
terganggu dengan sembelit. Suatu fasilitas medis Angkatan perang AS di Colorado menemukan bahwa scenedesmus, suatu jenis ganggang
yang serupa dengan chlorella, dokombinasikan dengan chlorella dan diberikan kepada sukarelawan, berhasil meningkatkan jumlah sisa makanan yang dibuang oleh system pembuangan.Yang kedua, di tahun 1957, Dr. Takechi
dan rekanannya di Jepang mendapatkan bahwa chlorella meningkatkan secara cepat pertumbuhan
lactobacillus, salah satu bakteri yang mempromosikan kesehatan usus besar. Chlorophyl di dalam
chlorella membantu membersihkan system pembuangan, Sementara selaput Selulosa chlorella yang tebal ( yang mana tidak dapat dicerna) mengikat cadmium, lead dan logam berat lain
dan membawa nya ke luar dari badan. CGF merangsang perbaikan jaringan yang rusak.
Sebagai rangkuman, chlorella membangun kembali system pencernaan secara teratur, membuat normal pertumbuhan bakteri menguntungkan,
membantu menetralisir racun pada system pencernaan dan merangsang perbaikan jaringan yang rusak.
Banyak kesaksian
dari Jepang yang dapat diketahui, mengungkapkan bagaimana chlorella telah memelihara paru-paru dan permasalahan saluran pernafasan,
gangguan ginjal, permasalahan pencernaan dan kondisi-kondisi kulit. Sebagian akan paparkan pada bab berikutnya. Bahasan utama
adalah, chlorella meningkatkan pembuangan dalam keempat saluran pembuangan, yang mana merupakan kunci dalam system pembuangan
racun dari badan. Hal ini memberi kemungkinan pembangunan kembali dan peremajaan sistem pertahanan yang alami secara keseluruhan
dan sistem kekebalan tubuh, khususnya.
Chlorella Helps to Clean the Bloodstream
A clean bloodstream, with an abundance of red blood cells to carry oxygen, is necessary to a strong natural defense
system. Chlorella's cleansing action on the bowel and other elimination channels, as well as its protection of the liver,
helps keep the blood clean.
Clean blood assures
that metabolic wastes are efficiently carried away from the tissues. My experience has shown that the buildup of metabolic
wastes in the body is probably as serious a problem as the accumulation of toxic materials from undesirable foods, pollution
and exposure to chemicals on the job.
Suatu aliran
darah bersih, dengan sejumlah besar sel darah merah untuk membawa oksigen, dibutuhkan
untuk membentuk suatu sistem pertahanan alami yang kuat. Tindakan Pembersihan Chlorella's pada jaringan perut dan system
pembuangan yang lain, seperti halnya perlindungan hati, membantu memelihara darah tetap bersih.
Darah yang bersih meyakinkan sisa metabolisme secara efisien diangkut dari jaringan tubuh. Pengalaman ku
telah menunjukkan bahwa penyusunan sisa metabolisme di dalam tubuh mungkin sesuatu masalah penting seperti akumulasi material beracun dari makanan yang tidak diinginkan, polusi dan limpahan bahan kimia aktif.
Chlorella Helps to
Balance Blood Sugar
Experiments
have shown that chlorella tends to normalize blood sugar in cases of hypoglycemia while numerous personal testimonies show
that it also helps take care of diabetes. In hypoglycemia, blood sugar is too low, while in diabetes, blood sugar is too high.
Proper levels of blood sugar are necessary for normal brain function, heart function and energy metabolism, all of which are
crucial in sustaining good health and preventing disease. The liver and pancreas are involved in the regulation of blood sugar, particularly the
Islands of Langerhans in the pancreas. So, we find that chlorella supports and balances pancreatic functions as well as the
other organs we have discussed
Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa chlorella cenderung
untuk membuat normal gula darah pada kasus hypoglycemia sementara banyak kesaksian pribadi menunjukkan bahwa nutrisi ini juga
membantu mengatasi kencing manis. Pada hypoglycemia, gula darah terlalu rendahsedang kencing manis, gula darah terlalu tinggi.
Tingkatan gula darah yang sesuai memegang peranan penting bagi fungsi otak secara normal, fungsi jantung dan metabolisme energi,
kesemuanya bersifat sangat penting untuk memelihara kesehatan dan mencegah penyakit.
Hati Dan Pankreas terlibat dalam pengaturan gula darah, terutama sekali Langerhans Islands di dalam pankreas. Maka, kita temukan bahwa chlorella mendukung dan menyeimbangkan fungsi pankreas
seperti halnya organ lain yang sudah kita sudah bahas